Tampilkan postingan dengan label berburu pekerjaan dengan koneksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berburu pekerjaan dengan koneksi. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Juni 2019

Strategi Sukses Anda Berburu Pekerjaan Model "Perang Bintang"

Oleh : Bambang Haryanto












Kunci rahasia sukses Anda : Sergap dulu lowongan sebelum bocor keluar.
Manfaatkan orang dalam.
Galang koneksi sejak Anda berkuliah.
Dan pelajarilah bagaimana strategi Amerika Serikat untuk berusaha memenangkan Perang Bintang.

Tahun 90-an, di era Perang Dingin, Presiden Ronald Reagan mencanangkan gagasan Inisiatif Pertahanan Strategis untuk menangkal ancaman peluru kendali antarbenua Uni Sovyet saat itu. Cara perang futuristik tersebut saat itu disebut sebagai Perang Bintang. 

Caranya : dengan menempatkan satelit di angkasa yang dipersenjatai sinar laser kuat sehingga mampu menembak jatuh peluru-peluru kendali Sovyet  sebelum mampu menjangkau tanah Amerika Serikat. 

Kapan momen terbaik untuk menembaknya ?
Lihat gambar urutan peluncuran peluru kendali tersebut. 

Dari angka 1 sampai 4 terlihat bagaimana roket peluncur membawa hulu ledak (warna merah) meluncur hingga menembus atmosfir. Pada posisi 5, hulu ledak kembali memasuki atmosfir untuk menuju sasaran. Di dalam hulu ledak itu terdapat tidak hanya satu kepala hulu ledak, melainkan banyak kepala hulu ledak yang masing-masing diprogram untuk menyerang sasaran tertentu (7). 

Dalam  gambar 6, kepala hulu ledak itu menyebarkan chaff, keping-keping logam (bercak putih), untuk mengacaukan peluru kendali lawan yang berusaha mencegatnya.  

Kapan sebaiknya satelit yang bersenjatakan laser menghantam peluru kendali tersebut ? Idealnya adalah saat di antara gambar 1 sampai 4. Sebab kalau pada tahap 5, hulu ledak itu sudah tidak lagi tunggal sehingga merepotkan penembakannya. 

Sebagai pemburu kerja, apa yang bisa kita pelajari dari cerita Perang Bintang tadi ?

Bisa kita ibaratkan bahwa lowongan pekerjaan yang terbuka di perusahaan semula dalam tahap 1 sampai 4, yakni lowongan pekerjaan yang belum diiklankan. Perusahaan pada tahap itu dalam mengisi lowongan adalah terlebih dahulu memeriksa tenaga kerja internal, misalnya untuk dimutasi. Atau naik pangkat.

Atau memeriksa daftar pelamar di waktu yang lalu. 

Cara lainnya, menyampaikan informasi tentang lowongan itu kepada karyawan, untuk bisa menarik saudara, kerabat atau yang dikenal karyawan, untuk melamarnya. 

Inilah saat terbaik Anda untuk melamar pekerjaan. Inilah kondisi yang disebut sebagai lowongan yang tersembunyi, yang besarnya 85% dari lowongan yang ada. Sisanya yang diperebutkan oleh sebagian besar pemburu pekerjaan adalah hanya 15% saja besarnya. 

Kunci suksesnya, jauh-jauh hari Anda harus menggalang koneksi, berusaha mengenal dan dikenal dengan baik orang-orang dalam di pelbagai perusahaan yang menjadi sasaran Anda. 

Sebab kalau lowongan itu sudah sampai di tahap 5, artinya saat lowongan sudah terlanjur diiklankan, maka saingan Anda sudah banyak sekali. 

Ada pendapat ?

#berburupekerjaan
#berburupekerjaanagresif
#koneksiitukunci
#lowongantersembunyi
 

Minggu, 16 Juni 2019

Job Club : Ibarat Burung Berbulu Sama Terbang Bersama

Oleh : Bambang Haryanto

Status menganggur bagi pria yang sudah berumah tangga mampu memicu krisis lain. Yakni perceraian. Tetapi bila status menganggur itu dialami oleh sang istri, ancaman perceraian itu tidak terjadi. 

Itulah petikan hasil penelitian Liana Sayer dari Ohio State University, yang  dimuat di situs Livescience (2011). Penelitian dengan responden warga AS itu  menunjukkan bahwa suami tetap sebagai pencari nafkah utama keluarga. Jadi, perceraian  itu diinisiasi oleh istri yang suaminya berstatus menganggur dan juga oleh istri yang berstatus sebagai pekerja. 

Semoga hal di atas itu tidak terjadi pada diri Anda. Karena berstatus menganggur sudah menjadi beban berat bagi kalangan suami. Boleh jadi, suasana rumah menjadi berbeda, dimana hal-hal kecil mudah memicu konflik,  dan tidak semua istri mampu secara terus-menerus menjadi penyemangat bagi suami di masa-masa yang tidak menentu ini. 

Usul-usil saya : suami itu harus mencari sumber tambahan semangat dan inspirasi untuk terus berjuang. Selain berinteraksi di Linkedin maka fihak pertama untuk digandeng sebagai mitra berjuang ya tidak lain adalah kaum sesamanya yang mampu memahami situasi yang sama. Yakni mereka yang sama-sama sebagai pencari kerja. 

Bentuklah job club, klub pencari kerja. Seperti ungkap pepatah di judul tulisan ini, maka aksi bergotong royong akan mampu membuat beban berat jadi lebih ringan bila disandang secara bersama-sama. 

#berburupekerjaanagresif 
#koneksiitukunci
#jobclub

Job Club, Kolaborasi Pemburu Kerja Untuk Sukses Bersama

Oleh : Bambang Haryanto

Sudahkah Anda pernah dengar job club? 
Yakni komunitas dengan anggota para pencari kerja, mereka berinteraksi untuk saling berbagi informasi, berbagi dukungan, agar semua anggotanya mampu meraih keberhasilan,  memperoleh pekerjaan idaman. 

Job club sudah lazim di manca negara. Kendala utamanya di negara kita boleh jadi adalah masih kuatnya mindset kelangkaan yang mengurung luaran produk pendidikan kita.

Bukankah mereka dalam kuliah dipacu untuk mampu meraih peringkat tertinggi, memperoleh gelar cum laude, sebagai label capaian prestasi secara individual diri mereka? 

Sedang dalam job club mensyaratkan terbinanya kerja sama, bukan persaingan, antarmereka. Kerja sama itu bersendikan kepada pola pikir keberlimpahan, sehingga dengan bekerja sama justru membuat keberhasilan sesama anggota klub lebih mudah diperoleh.
#berburupekerjaan
#berburupekerjaanagresif
#jobclub
#kolaborasi 

Bila Anda Merasa Nol Pengalaman Kerja


Oleh : Bambang Haryanto

Tidak sedikit pemburu kerja yang freshgrad jadi frustrasi. Yakni ketika melamar sesuatu lowongan yang mensyaratkan pelamar harus memiliki pengalaman kerja, misalnya1-2 tahun di bidang yang sama. 

Kalau Anda sebagai pemburu kerja yang merasa mentok dengan hal tersebut, saya punya sedikit usulan. Hemat saya, pengalaman kerja sering diartikan secara sempit. Yakni sebagai pengalaman kerja yang memperoleh upah. 

Padahal aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, berorganisasi di kampus, menjadi relawan sampai magang, semuanya itu adalah juga pengalaman kerja yang berharga. 

Para rekruiter pun memberi apresiasi tinggi terhadap kandidat yang memiliki pengalaman kerja semacam itu. Pengalaman tersebut memiliki nilai lebih yang signifikan ketimbang freshgrad yang ber-IPK  tinggi tetapi sebagai mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang belaka. 

Bagi mereka yang kini masih berkuliah, terjunlah dalam beragam aktivitas ekstrakurikuler. Sekaligus mengembangkan jejaring.Ber-networking.

Bila saatnya tiba, Anda tinggal mengasah keterampilan dalam berkomunikasi lisan dan tertulis guna memformulasikan semua pengalaman- pengalaman kerja non-upah itu dalam bahasa dunia pekerjaan ketika diri Anda terjun berburu pekerjaan.

Sukses untuk Anda.

Selasa, 25 Desember 2012

Di Balik Pentingnya KKN Untuk Mencari Kerja

Oleh : Baseframe

25-12-2012 11:37
Kalau Anda beranjak dewasa di era 90an akhir, bisa dipastikan anda pernah mendengar KKN a.k.a Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Tapi KKN satu ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan KKN yang diatas, tetapi KKN yang ini adalah Koneksi KawaN a.k.a Hubungan Pertemanan alias Sohib.

Pada 2 thread yang sebelumnya mengenai penyebab agan tidak mendapat panggilan kerja dan Lulusan pendidikan tinggi bukan jaminan mendapat pekerjaan bagus, banyak dari kaskuser yang memposting beberapa alasan mereka mendapatkan pekerjaan dimana salah satu penyebabnya adalah karena koneksi.

Sebenarnya seberapa bagus koneksi itu berperan dalam menunjang kesuksesan kita mendapat pekerjaan, ane mencoba menshare pengalaman pribadi dan beberapa rekan ane.

Supaya lebih enak dalam sharing kali ini ane akan memulainya dari saat baru lulus kuliah dan mulai mencari pekerjaan, dan ini adalah sejarah hidup ane sepuluh tahun terakhir tanpa tambahan apa-apa.

Seperti kebanyakan lulusan lainnya, salah satu yang menjadi pikiran adalah bagaimana caranya mendapatkan pekerjaan .... karena sewaktu kuliah tidak pernah menjalankan satupun usaha (kecuali dulu sekali ikut membantu bibi menjaga warung dia) maka membuka usaha sendiri bukanlah pilihan, karena yang terpikirkan saat itu bagaimana teori yang didapatkan saat kuliah bisa dipraktekkan di lapangan (idealisme tinggi emoticon-Smilie).

Pekerjaan pertama didapat setelah sebuah pabrik besar membuka lowongan kerja di pabrik, namun pengumumannya waktu itu di tempel di Majalah dinding kampus ( maklum jaman dulu website kampus masih "cupu" jadi tidak selalu update berita ), syukur alhamdulillah, berkat Koneksi KawaN info berharga mengenai lowongan didapat dan setelah proses interview user kami diminta untuk mengambil foto rontgen paru-paru di rumah sakit (kalau anda perokok dan masih mencari kerja disarankan mengurangi rokoknya) dan berkat Koneksi KawaN lagi ane mendapatkan tempat foto rontgen yang murah.

Pabrik kami letaknya di tengah hutan (jadi kalau pulang kerja di sambut suara jangkrik emoticon-Big Grin) dan seperti halnya dunia kerja lainnya kita akan menemui orang - orang dengan watak berbeda (penjilat boss, tukang penggosip, anak emas boss, aktivis pabrik (biasanya dia pengurus serikat pekerja), rekan kerja yang malas2an, rekan kerja yang pelit ilmu, rekan kerja yang idealis, rekan kerja yang tukang irian karena gajinya kecil dibanding kita, rekan kerja yang sok tau, tukang cuci tangan (kalau pabrik masalah biasanya dia kabur emoticon-Big Grin), rekan kerja yang suka ngelecehin kita (karena dimata dia kita itu bego, cupu dan enggak tau apa2), rekan kerja yang seide dengan kita, rekan kerja yang senasib dengan kita, rekan kerja yang selalu mengeluh, rekan kerja yang selalu menyalahkan kondisi.

Lalu ada bos yang kejam (biasanya dia enggak peduli apapun yang terjadi kerjaan harus selesai), boss yang enggak tau apa - apa dan bisanya marah aja, boss pintar yang sangat low profile, boss yang takut sama anak buah emoticon-Big Grin, boss yang cerewet, boss yang idealis dan benci sama BIG BOSS dll. And u know What, semua orang itu harus ane rangkul sebaik mungkin, karena WAJIB HUKUMNYA !!

Tentu saja metode dan caranya berbeda - beda dan kebetulan disana ada kakak tingkat ane jadi ane bisa tanya - tanya ilmu, curhat kalau ada masalah kerjaan dan kebetulan adek tingkat ane juga ada disitu, jadi dia selalu nempel sama ane karena dia masih baru dan u know what, dia lebih gampang disuruh buat kerja kotor2 di pabrik (ada untungnya juga punya rekan kerja, adek tingkat dari kampus jadi tradisi feodalisme kampus masih berlaku .... emoticon-Big Grin).

Lalu untuk apa kita rangkul ??

Karena itulah orang - orang yang setiap hari ketemu kita, kerja bareng kita dan bisa jadi di mata mereka, kita juga orang dengan salah satu watak freak yang disebutkan diatas, hanya mungkin kitanya saja yang tidak sadar emoticon-Smilie, dan kalau kita menghindar dari itu semua maka kita akan tersisih dari pergaulan kerja.

Tidak ada yang membantu kerja kita, tidak ada yang mengingatkan kita dan ujung2nya kerjaan tertunda, laporan tidak sesuai keinginan boss, apalagi kalau sakit dan jauh dari keluarga (berbeda dengan kampus dimana waktu kita kebanyakan dihabiskan diatas bangku). Tapi perlu diingat tentu tujuan kita pertemanan karena didasari hati, bukan karena ada maksud terselubung, bahkan banyak rekan di pabrik sudah seperti saudara sendiri.

Setelah beberapa tahun kerja disana banyak dari rekan - rekan tadi, terutama senior kami yang berloncatan ke tempat - tempat lain di seantero nusantara, tapi tentu saja nomor kontak mereka dan ID FB serta ID Linkedin mereka sudah ditangan (linkedin, tau kan ??), dan bila dirasa cukup ilmu maka kita mulai menebar jaring lagi untuk mendapatkan kerja yang lebih enak (gajinya, posisinya, tunjangannya dll).

Sampai suatu hari ane mendapatkan panggilan kerja dari pabrik lain, setelah telponan sama interviewer dan janjian ketemuan emoticon-Big Grin (untuk test tentu saja), ane mulai memanfaatkan Koneksi KawaN yang kebetulan kerja disana, tanya - tanya masalah fasilitas, kerjaannya apa saja dan gajinya berapa besar dan sekalian ane minta rekomendasi dari dia karena ternyata di form aplikasi perusahaan yang harus ane isi ada klausul yang bertanya tentang orang yang kita kenal di pabrik serta posisinya emoticon-Big Grin, jadi ane minta tolong ke dia kalau ada HRD nanya - nanya soal ane jawabnya yang bagus - bagus aja ya emoticon-Hammer (S)

Namun ane tidak jadi kerja di pabrik itu, karena gajinya enggak cocok emoticon-Hammer (S)

Selang beberapa bukan Koneksi KawaN bekerja lagi,seorang rekan menginfokan ada lowongan di tempat dia dan dia minta ane mengirim CV dan lamaran ke tempat dia kerja, beberapa minggu kemudian panggilan test kerja dan setelah itu nego gaji dan jeng - jeng sebulan kemudian (ane ganti seragam kerja, kebetulan gajinya cocok).

Walaupun sudah tidak kerja di tempat lama, namun Koneksi KawaN lama masih terus di maintain, melalui FB dan Linkedin kami saling bertukar informasi kerja, sharing ilmu dan saling memberikan rekomendasi di linkedin, terkadang ane jadi perantara antara rekan yang pengen pindah kerja dengan rekan yang mencari orang baru untuk mengisi posisi kosong di pabrik dia, karenanya jarang orang luar yang masuk ketempat kami dengan basic kerja yang berbeda (semacam exclusive club gitu, jadi kalau ada sebuah posisi kosong di pabrik pengolahan A maka orang - orang yang akan mengisi posisi itu ya orang yang dulunya kerja di pabrik sejenis dan u know what biasanya orangnya ya itu - itu aja emoticon-Big Grin, jadi misalkan si A dan si B kerja di pabrik "ABC" dan kemudian si A pindah ke pabrik XYZ dan ketemu si C maka biasanya si C itu juga mantan orang pabrik "abc" dan kenal sama si B, jadi enggak jarang ada cerita orang yang pernah kerja di hampir semua pabrik pengolahan A di indonesia.

Karena apa ??

Karena HRD dan user manager biasanya lebih senang menerima orang yang latar belakangnya sama dengan posisi yang akan dia isi sekarang. Jadi kalau dulu tukang masak masakan padang kan enggak mungkin rekrut tukang masak masakan jawa.

Di tempat baru ane bertetangga dengan orang dari perusahaan yang berbeda, satu lulusan STM dan satu lagi lulusan perkebunan, dan sama seperti ane mereka sangat memaintain hubungan Koneksi KawaN mereka, bagi rekan ane yang lulusan STM itu, dia selalu di tawarin project baru dari kawannya, dengan gaji mantap dan hanya modal telpon - telponan dan lempar lamaran saja, sama dengan rekan ane yang kerja di perkebunan, saat ini dia kerja di kebun setelah mendapatkan rekomendasi dari mantan bosnya dulu dan bahkan dia ditawari kerjaan baru dengan gaji maknyuss dan fasilitas mantap tapi dia masih mikir - mikir karena jauh dari keluarga.

Setelah beberapa tahun kerja di tempat baru dan agak jenuh anepun mencoba melamar lagi, namun karena memang mencari kerja itu susah, dari ratusan lowongan hanya beberapa puluh lamaran kerja yang ane mampu lamar (karena pertimbangan poisisi, pengalaman dan lain2) dan hanya sekitar sepuluh yang menelpon balik untuk interview lalu dari sepuluh yang menelpon hanya 3 yang ane bisa datang untuk interview, karena mereka interviewnya biasanya waktunya sangat mepet, jadi banyak yang ane tolak, terlebih bila harus interview beda kota, ongkos pesawat, akomodasi dll. Nah dari 3 interview hanya satu yang cocok antara user sama anenya :P.

Untuk tempat kerja baru ane tahun depan ini (insya allah) Koneksi KawaN ternyata sangat penting, jadi ceritanya waktu ane pergi ke WC, Hp ane tinggal di kantor dan saat itulah telpon dari HRD recruitment masuk, saat balik telpon sudah mati, sewaktu ane telpon balik ane enggak tahu nama yang telpon dan extensionnya, akhirnya ane menunggu berhari - hari namun tidak ada panggilan lagi, ya sudah pasrah saja .... nah selang beberapa hari seorang rekan menelpon balik, menanyakan tempat tinggal ane karena dia mau numpang tinggal untuk interview di kota ane, and u know what ? dia ikut interview dengan perusahaan yang sama yang menelpon ane beberapa hari lalu, setelah mendapatkan nomor extension dan nama HRD recruitmentnya, ane memberanikan untuk menelpon balik. dengan suara memelas ane menanyakan apakah ane masih bisa ikut interview dan berhasil, alhamdulillah sesuatu banget emoticon-Stick Out Tongue ....

Waktu test ternyata banyak rekan - rekan ane juga ikut, jadi rata - rata yang dipanggil itu yang dulu pernah kerja di pabrik ABC / XYZ dan ternyata ada senior ane kerja beberapa orang (lebih dari 1 pastinya) kerja ditempat ane akan test kerja.

Singkat cerita ane dan beberapa rekan (semuanya dulu kami satu pabrik ) insya Allah, kerja bareng lagi di tempat baru setelah sebelumnya kami berpencar ke pabrik berbeda. Tanpa uang pelicin tanpa menyogok, halal .......... hanya butuh Koneksi KawaN saja emoticon-Smilie

Sumber :
https://www.kaskus.co.id/thread/50d92d8fea74b4d3080000c6/di-balik-pentingnya-kkn-untuk-mencari-kerja/