Oleh : Bambang Haryanto
Status
menganggur bagi pria yang sudah berumah tangga mampu memicu krisis
lain. Yakni perceraian. Tetapi bila status menganggur itu dialami oleh
sang istri, ancaman perceraian itu tidak terjadi.
Itulah
petikan hasil penelitian Liana Sayer dari Ohio State University, yang
dimuat di situs Livescience (2011). Penelitian dengan responden warga
AS itu menunjukkan bahwa suami tetap sebagai pencari nafkah utama
keluarga. Jadi, perceraian itu diinisiasi oleh istri yang suaminya
berstatus menganggur dan juga oleh istri yang berstatus sebagai
pekerja.
Semoga hal di
atas itu tidak terjadi pada diri Anda. Karena berstatus menganggur sudah
menjadi beban berat bagi kalangan suami. Boleh jadi, suasana rumah
menjadi berbeda, dimana hal-hal kecil mudah memicu konflik, dan tidak
semua istri mampu secara terus-menerus menjadi penyemangat bagi suami di
masa-masa yang tidak menentu ini.
Usul-usil
saya : suami itu harus mencari sumber tambahan semangat dan inspirasi
untuk terus berjuang. Selain berinteraksi di Linkedin maka fihak pertama
untuk digandeng sebagai mitra berjuang ya tidak lain adalah kaum
sesamanya yang mampu memahami situasi yang sama. Yakni mereka yang
sama-sama sebagai pencari kerja.
Bentuklah
job club, klub pencari kerja. Seperti ungkap pepatah di judul tulisan
ini, maka aksi bergotong royong akan mampu membuat beban berat jadi
lebih ringan bila disandang secara bersama-sama.
#berburupekerjaanagresif
#koneksiitukunci
#jobclub
Tidak ada komentar:
Posting Komentar