Kamis, 14 November 2019

Mendengar, Senjata Ampuh Menggalang Koneksi

Oleh : Bambang Haryanto

Erika. Wartawati acara hiburan televisi. Sosoknya tinggi. Menawan. Jangan bayangkan dia seperti Oriana Fallaci, wartawati asal Italia yang galak, suka berbantah dan legendaris itu.

Erika ditemani bloknot,pena dan awak kamera. Beragam pertanyaan yang dia ajukan semata membuat yang diwawancarainya merasa sebagai winner. Dia bertanya. Mendengarkan. Mencatat.

Kalau John Gray yang terkenal dengan bukunya pria dari Mars dan perempuan dari Venus pernah menulis bahwa semakin didengarkan maka semakin royal, obral, pria dalam bercerita, maka itulah yang terjadi. Erika meraup semakin banyak dan semakin kaya informasi untuk bahan mata acaranya.

Dia memperoleh berkah. Karena memberi atensi. "Salah satu wujud paling tulus dari rasa hormat adalah mendengarkan apa yang diucapkan oleh orang lain." Kata Bryant H McGill. Tapi jangan anggap mendengarkan itu mudah. Pak Covey bilang, "kita cenderung mendengarkan bukan untuk memahami,tetapi untuk bereaksi."

"Seorang pendengar yang baik," simpul Les Giblin dalam Skill With People (2001), "selalu berhasil jauh melampaui seorang pembicara yang baik dalam hal mendapatkan afeksi orang lain."

Dalam strategi berburu pekerjaan secara agresif lewat berkoneksi, Anda bisa memperoleh afeksi dari mitra atau calon bos Anda dengan bertanya,  mendengarkan dan mencatat. Meneladani apa yang dilakukan oleh Erika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar